Kesuksesan Hari Ini Adalah Eksistensi Hari Esok
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al-Hasyr [59]: 18)

Banyak orang selalu ingin sukses dalam hidupnya, karena memang kesuksesan menjadi kata yang paling di senangi, Ia menjadi obsesi mereka untuk mencapainya, karena dapat meraihnya merupakan indikasi dari keberhasilan aktivitas yang sedang di gelutinya. Kesuksesan ini juga menjadi eksistensi dirinya pada dinamika sosial yang sedang dijalani. Maka setiap orang akan mengerahkan segenap potensinya dengan optimal dan maksimal untuk dapat meraihnya. Sebaba kesuksesan itu adalah harapan indah yang selalu mengiang-ngiang. Demikian pula kesuksesan kerja utama kita. Terlebih lagi kesukesan bagi dakwah ini. Kesuksesan individu memberikan kebahagiaan yang tidak terkira, apalagi kesuksesan dakwah dan jamaah ini.
Bila kita amati perbincangan orang, kita temukan mereka menetapkan ukurang sukses yang bermacam-macam, sehingga mereka kadang menentukan sesuatu penilaian yang juga beragam. Baik ukurang sukses jangka panjang ataupun jangka pendek. Kita bisa melihat bagaimana orang menetapkan ukurang kesuksesan jangka pendek. Ada yang menetapkan penilaiannya pada sisi finansial yang melimpah ruah, sejumlah asset yang tidak terhitung lagi banyaknya, supporter yang simpati dan memberikan dukungan. Atau keunggulan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dengan penilaian itu mereka menetapkan fokus sasaran aktivitasnya dan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meraihnya. tatkala ia mampu mencapainya ia akan menikmati kepuasan yang tidak terkira.
Ukurang kesuksesan ini hanya sebagai alah untuk mengukur keberhasilan melakukan sesuatu, agar apa yang akan dan sedang kita lakukan dapat dievaluasi dengan seksama dan terukur. Baik kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha perniagaan. Juga kegiatan lainnya termasuk aktivitas dakwah dan jamaah.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sesungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik" (An-Nur [24]: 55)
Jika kita tadaburi ayat diatas, kita temukan petunjuh bahwa dakwah ini sukses jika kita dapat meraih:
- Kepemimpinan yang mengayomi seluruh kalangan sehingga mereka mendapatkan hak-haknya. Tidak ada rakyat yang dipimpinnya yang terzhalimi. Kepemimpinan yang memberikan keteladangan, keadilan, kenyamana dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Pemimpin yang seperti ini tidak akan dapat dilakukan, kecuali oleh pemimpin yang beriman dan beramal shalih, Bukan pemimpin yang dusta, zhalim, korupsi, penipu dan menyimpang. Pemimpin yang baik sebagaimana para pemimpin di masa lalu yang di cintai rakyatnya dan umatnya. Sehingga generasi sesudahnya merindukan model pemimpin yang lalu seperti kerinduan kita pada Khulafa'ur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Abdurahman ad-Dakhil dan pemimpin sholeh lainnya.
- Kedudukan yang eksis dan tidak memberikan peluang kecurangan, kedustaan atau penyimpangan. Kedudukan yang teduh dan tenang sehingga dapat merealisasikan misi dakwah ini, yakni Rahmatan Lil Alamin bagi semua kalangan. Sebagaimana orang-orang Babylonia yang akan ditinggal kaum Muslimin setelah sekian lama mereka hidup bersama. Mereka datangi Khalid bi Walid agar memperpanjang waktu tinggalnya disana.
- Tegaknya agama Islam, tidak ada lagi fitnah di muka bumi, Agama Islam berdiri tegar tanpa ada satu pun yang menentangnya. Islam yang tegak merupakan kebutuhan asasi bagi manusia, kaena Allah SWT sudah membentuk agama ini bagi manusia dan kita mengetahui bahwa Islam adalah jawaban dan solusi bagi problematika manusia.
- Hilangnya rasa takut karena telah tegaknya Islam. Dengan kondisi menjadi aman sentosa. Tidak ada kerawanan yang menakutkan. Sehingga setiap orang tidak cemas dan khawatir akan mendapatkan gangguan. Rasulullah SAW pernah menjanjikan akan ada suatu masa dimana seorang wanita dapat melakukan perjalanan dari Shan'a sampai ke Hadratul Maut dengan aman tanpa rasa takut.
- Beribadah kepada Allah, secara total sehingga tidak memberikan peluang sedikitpun kepada kemusyrikan.
- Tekad Membaja yang tidak pernah melemah, tidak kendur terhadap rintangan, tidak cemas menghadapi gangguan dan tidak akan mundur menghadapi tantangan. Ia bagaikan tameng yang berdiri tegar menghadapi setiap serbuan.
- Kesetiaan yang kuat dan tidak tersusupi oleh pengkhianatan dalam bentuk apa pun. Tidak tergiur oleh bisikan-bisikan menyimpang, tidak tergoda oleh rayuan-rayuan yang tidak dapat melunturkan kesetiaannya pada jalan ini
- Pengorbanan yang tidak dibatasi oleh kekikiran dan keserakahan. Pengorbanan yang ringan untuk disumbangkan dalam berbagai keadaan baik lapang maupun sempit, baik dalam keadaan susah maupun senang. Ia akan keluarkan tanpa merasa keberatan sedikitpun
- Pengetahuan dan keyakinan yang dengannya kita bisa mperjuangkan dakwah kita karena ia memahami apa yang semestinya dikerjakan. Ia siap berada dalambarisan jalan ini tanpa keraguan.
- Penghormatan yang tinggi terhadap ideologi yang diperjuangkannya dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.
sumber: Taujih Ri'ayah Ma'nawiyah Kader PK Sejahtera
Oleh : Ust DH Al Yusni.